Sebelum menjadi Museum Wayang, bangunan seluas 990 m2 ini dulunya merupakan gereja pada tahun 1640. Pada tahun 1808, gedung ini mengalami kerusakan parah akibat gempa bumi. Setelah berbagai pergantian fungsi, pada tanggal 13 Agustus 1975, Museum Wayang diresmikan oleh mantan Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin. | Foto : museumjakarta.comMuseum Fatahillah di Kota Tua adalah sebuah jendela yang mengungkap kisah masa lalu Jakarta melalui koleksi artefak bersejarahnya. | Foto : WikicommonsSebelum diasingkan ke Manado, Pangeran Diponegoro singgah di Ruang Pangeran Diponegoro di Museum Fatahillah, tempat ia ditahan selama hampir sebulan di Stadhuis Batavia (Balaikota Batavia), menanti putusan dari Dewan Pengadilan Belanda. | Foto : KOMPAS.com/WAHYU ADITYO PRODJOGedung seluas 1300 m2 ini adalah pusat pemerintahan VOC sebelum pindah ke Weltevreden. Museum ini menampilkan koleksi replika peninggalan era Tarumanegara dan Pajajaran di Jakarta, termasuk hasil penggalian arkeologi seperti mebel antik, keramik, gerabah, prasasti, dan patung. | Foto : Unsplash
Kota Tua, Jakarta, menyilaukan sebagai destinasi wisata mengagumkan, menghadirkan harta karun sejarah yang memukau. Dalam setiap jengkalnya, terpancar pesona masa lampau.
Kota Tua Bagian Sejarah Indonesia
Dengan warisan cerita di tiap sudutnya, Kota Tua Jakarta mempersembahkan petualangan yang tak terlupakan bagi pencinta sejarah Wisata di Kota Tua Jakarta menggoda, menawarkan pengalaman yang tak biasa. Kota Tua memancarkan aura masa lalu, kental dengan warisan kolonial Belanda yang tertanam dalam struktur bangunannya. Menghirup udara zaman dulu melalui jalanan bersejarah dan museum yang menyimpan artefak berharga. Tak hanya itu, di Kota Tua Jakarta, nikmatilah beragam kegiatan, dari menyewa sepeda ontel hingga mencicipi kuliner autentik di warung-warung tradisional.