Selain tidak dikenakan biaya sewa atu gratis, Pak Dudung memilih lokasi tersebut karena memang akses orang lalu lalang dari Stasiun Kota menuju ke Pasar Asemka maupun sebaliknya. Lokasi ini juga disebutkannya dekat dengan lampu merah sehingga calon pelanggan bisa bertransaksi dengan nyaman karena di area stasiun dan pasar biasanya sudah dipenuhi oleh banyak orang yang berlibur bersama keluarga maupun berbelanja.
Pak Dudung mengaku beberapa tahun terakhir memang mengandalkan berjualan rengginang dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebelumnya, pak Dudung mencari nafkah dengan bekerja sebagai buruh pabrik. Namun karena sudah lanjut usia, ia tidak lagi bisa menekuni pekerjaannya tersebut.
Tentu saja sedih harus kehilangan pekerjaan di usia yang sudah lanjut. Tapi pak Dudung tidak lantas putus asa dan tetap mencari jalan mencari nafkah karena bagaimanapun kebutuhan hidup terus harus dipenuhi. “Yah saya sekarang jualan, kan ga mungkin ga makan atau jadi gelandangan. Alhamdulillah masih kuat jualan Rengginang,” ujar pak Dudung di Jakarta.
Dalam menekuni usahanya, pak Dadang sehari-hari hanya mendapatkan penghasilan rata-rata sebesar Rp60 ribu dari berjualan rengginang. Jumlah tersebut bahkan diakui bukanlah pendapatan bersihnya melainkan harus dibagi-bagi dengan kebutuhan lain.
Adapun dikatakan pak Dudung karena sudah tua, ia tidak kuat menuju tempatnya berjualan dari tempat tinggalnya yang berjarak kurang lebih dua kilometer dengan berjalan kaki. Oleh karena itu, setiap hari pak Dudung selalu naik kendaraan bajaj untuk menuju ke lokasi. Tentu saja tidak gratis, pak Dudung harus membayar Bajaj yang sudah menjadi langganannya sebesar Rp25 ribu setiap harinya.
“Jadi saya pulang pergi naik bajaj, bayarnya Rp25 ribu karena sudah langganan. Kalau dia lagi ga ada bisa lebih mahal,” katanya.
Pak Pak Dudung terkadang mengaku lelah dan ingin menyerah, tetapi masih ada isteri yang harus tetap ia jaga. Isteri yang selama ini selalu setia menemaninya di setiap saat baik saat senang maupun susah. Sama hal dengan dirinya, sang isteri juga sudah termasuk dalam orang lanjut usia yang geraknya terbatas dan sudah tidak bisa lagi produktif. Bahkan sang isteri justru sudah tidak berkegiatan yang berat karena kondisi kesehatannya yang tidak sesehat dirinya. “Isteri ada di rumah, bersih-bersih dan masak saja,” katanya.